Ayo, kamu bisa! Apa yang bisa dilakukan
orang lain kamu pun bisa, jangan menyerah...jangan pernah menyerah.
Bertarunglah satu ronde lagi, keberhasilan terbesarmu tinggal beberapa langkah
lagi. Begitulah motivasi yang sering kita dengar dari orang-orang yang dekat
dan bersimpati dengan kita, ketika kita mengalami situasi-situasi sulit dalam
hidup. Begitu pula yang banyak dianjurkan para pelatih sukses dan motivator.
Terima kasih..matur suksma yang tidak terhingga layak kita ucapkan kepada
mereka semua. Karena mereka adalah orang-orang yang turut andil dalam usaha
meluarbiasakan kehidupan seseorang. Kalau kita belum bisa menjadi orang luar
biasa yang bisa bangkit dan besar dari situasi-situasi sulit, jadilah dulu yang
memiliki andil dalam meluarbiasakan kehidupan seseorang. Karena pasti kehidupan
akan mengganjarnya dengan setimpal.
Ketika keadaannya normal mungkin anjuran-anjuran motivasi diatas akan mudah kita terima dengan baik. Tapi ketika kita berada pada keadaan yang sebenarnya, dimana kita dipukul berkali-kali oleh kehidupan kemudian bangkit dan dipukul lagi, kadang motivasi seperti diatas bisa kita acuhkan. Tai kucinglah sama kalian! Kalian sich enak ngomong enggak ngalami. Ngomong saja gampang coba ngalami seperti saya mungkin juga kalian akan menyerah. Begitu mungkin gumam anda kepada orang-orang yang memotivasi anda. Saya rasa anda tidak sepenuhnya salah, itu merupakan hal yang manusiawi. Ketika begitu banyak tekanan kehidupan yang kita alami tiba-tiba orang yang tidak merasakan pahitnya yang kita alami ‘memerintahkan’ untuk jangan menyerah. Enak saja! Emang dikira gampang, penonton memang lebih pintar berkomentar dibanding pemain. Tapi anda jangan buru-buru menilai seperti itu karena bisa saja orang-orang tersebut mengalami yang jauh lebih parah dari yang kita alami ataupun mereka pernah melihat orang lain yang seperti kita dan bisa bangkit. Pernahkah anda bayangkan bahwa TD Pardede dulunya adalah seorang pedagang kacang dengan sepeda yang tidak pernah menyeterika baju sekolahnya lantaran susahnya kehidupannya. Baju seragam sekolahnya hanya dibilas langsung dijemur kemudian dilipat dan ditaruh dibawah bantal sebelum besoknya dipakai. Sampai-sampai orang-orang tua dikampungnya mengatakan tidak ada orang yang lebih susah dari dia dikampung ini.
Menyerahlah..! kalau anda merasa itu perlu. Jedalah sejenak dan pikirkan baik-baik dengan kepala dingin [tanpa emosi] plus-minusnya jika anda menyerah.
Tapi sebelum anda menyerah pikirkanlah bahwa bukan orang-orang yang memotivasi anda yang perlu anda lihat dan cermati, tapi yang mengirim orang-orang tersebutlah yang perlu anda ingat. Siapa yang mengirim mereka untuk berbicara kepada anda? Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan. Kalau anda yakin dan percaya bahwa tidak mungkin sesuatu terjadi tanpa ijin-Nya walaupun itu hanya sehelai daun yang jatuh. Maka seharusnya anda berpikir bahwa Tuhan tidak mengharapkan anda menyerah dengan mengirim orang-orang tersebut untuk memotivasi anda. Tapi semuanya kembali kepada kita, karena Beliau ikut prasangka hambanya. Ketika kita masih kuat mungkin Tuhan belum mempertemukan kita dengan orang-orang yang menguatkan kita. Tapi begitu kita mulai kehabisan stamina kalau Tuhan tidak mengharapkan kita menyerah maka Ia akan mengirim orang-orang yang bisa menguatkan kita, orang-orang yang bisa memotivasi kita. So kalau begitu jangan terlalu berfokus kepada orang yang mengemangati kita tapi lihatlah siapa yang berdiri dibelakangnya. Karena mungkin saja orang yang mengemangati kita tidak lebih kuat dari kita. Tapi yang mengirim orang tersebut sudah pasti lebih kuat dan besar dari kita karena Dia Maha dari segala Maha. Dan Dia tidak mengharapkan kita menyerah!!!
sumber : Sekolah Kehidupan
No comments:
Post a Comment